8 Januari 2016

BALASAN DARI ALLAH


Satu syair lagu gubahan Taufiq Ismail berbunyi, "Andai surga dan neraka tak pernah ada, akankah kita bersujud kepada-Nya." Bagi kebanyakan manusia, motivasi dalam beribadah itu hanya dua. Kalau tak karena ingin surga, pasti karena takut neraka. Pertanyaannya kemudian, ya seperti syair lagu Chrisye tadi.
Sebenarnya pertanyaan itu, mengajak kita mencari motivasi yang lebih agung. Surga dan neraka adalah ciptaan Allah. Bukankah lebih mulia, jika sang Pencipta surga dan neraka itulah yang menjadi sumber motivasi ketaatan kita. Karena Allah pasti akan selalu ada dan tak pernah tiada. Ketinggian motivasi seseorang menunjukkan ketinggian derajatnya di sisi Allah SWT.

Tak masalah juga bila ada orang bersedekah, lalu berkeyakinan akan mendapat balasan 10 hingga 700 kali lipat seperti yang bisa ditemukan dalam beberapa ayat Al-Qur'an. Tetapi, yang perlu disadari balasan itu tak selamanya mereka dapati segera di dunia ini secara cash, atau bahkan dengan kelipatan tertentu. Kadang kala balasan itu hadir dalam bentuk lain atau ditunda hingga kelak di Akhirat. Apa yang menjadi harapan seseorang dalam hal ini juga bisa menunjukkan ketinggian derajatnya di sisi Allah SWT.

Kiai Kholil, adalah seorang pengasuh pesantren Sidogiri tempoe doeloe. Beliau termasuk ulama yang melegenda di Jawa Timur. Singkat kisah, suatu saat beliau kedatangan tamu yang miskin minta sarung. Kiai yang terkenal dermawan ini mengambilkan untuknya sarung terbaik, baru, dan masih terkemas rapi. Beberapa hari kemudian, ada tamu lain datang membawa oleh-oleh sarung, yang merknya sama dengan sarung itu sebanyak satu kodi. Ini kah bukti adanya balasan baik dari Allah itu? Orang lain mungkin gembira dalam posisi seperti ini: wah, sedekah saya langsung berbuah rupanya. Tapi Kiai Kholil justru bersedih. Beliau bilang: Ya Allah, jika sedekahku Engkau balas seperti ini. Lalu apa lagi yang bisa aku harapkan untuk Akhiratku nanti?

Ini adalah bahasa keimanan, ungkapan keimanan. Kesedihan dan harapan yang berkeimanan. Pahala dan Akhirat adalah objek keimanan. Hanya orang yang berkeimanan kuat lah yang akan mendambakannya, meskipun harus nanti dan nanti. Menunggu dan menunggu. Tertunda dan tertunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar