21 Januari 2016

Kisah Cinta Suci Yang Selalu Bermuara Dalam Jiwa

Kisah Cinta Suci Yang Selalu Bermuara Dalam Jiwa

Kisah cinta manakah yang paling romantis? Sebagian orang mungkin akan menjawab Romeo dan Juliet yang berakhir tragis. Kisah cinta Romeo dan Juliet memang sudah menjadi icon cinta paling romantis di dunia. Ada juga yang menyukai kisah cinta Laila Majnun yang melegenda  khususnya di negara Timur Tengah. Di Indonesia kita juga punya kisah cinta Habibie Ainun yang juga mampu mengundang rasa haru di hati masyarakat.

Tapi tahukan anda, dalam Islam ada suatu kisah cinta suci yang sangat menyentuh. Kisah  yang mengalahkan seluruh kisah cinta di dunia. Sebuah kisah cinta suci mengharukan yang  mampu mengingatkan kita bagaimana menjaga suatu perasaan indah bernama cinta yang diberikan Allah. Menyadarkan kita bahwa sebelum menikah di dunia, Allah "sudah menikahkan kita di langit". Kisah itu adalah kisah cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra.

Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, Ali bin Abi Thalib adalah keponakan Rasulullah yang juga merupakan salah satu Khalifah Ar-Rasyidin sedangkan Fatimah Az-Zahra adalah putri Rasulullah. Sebagai seorang putri Rasulullah yang terhormat, Fatimah menjadi seorang wanita yang sangat diidamkan sebagai seorang istri. Hal itu jugalah yang dirasakan olah Ali.

Namun, Ali tak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaannya apalagi melamar Fatimah kepada Rasulullah. Hal itu disebabkan karena Ali merasa tidak mempunyai apa-apa sehingga tidak akan mampu membahagiakan Fatimah. Ali bertekad  bekerja dan memahami agama lebih baik agar pantas menjadi seorang menantu Rasulullah.

Ketika Ali sedang berusaha memantaskan diri, Fatimah dilamar oleh seorang pria yang tak lain adalah Abu Bakar Shiddiq yang juga merupakan sahabat paling dekat Rasullullah. Hal ini sempat menyurutkan semangat Ali. Di bandingkan Abu Bakar yang merupakan sahabat Rasulullah yang paling dekat, Ali merasa dia bukan siapa-siapa baik dalam segi agama maupun harta. Abu Bakar tertunya akan bisa membahagiakan Fatimah.

Ali iklhas jika itu demi kabahagiaan wanita yang dicintainya. Tapi ternyata lamaran Abu Bakar ditolak. Hal itu membuat Ali kembali bersemangat, dia semakin giat untuk bisa memantaskan dirinya. Tapi sekali lagi Fatimah dilamar seorang yang dekat dengan  Rasulullah yang tak lain adalah Umar bin Khattbab. Seperti halnya Abu Bakar, Umar juga punya peluang untuk diterima karena harta, ilmu dan kedekatannya dengan Rasulullah.

Maka Ali pun hanya bisa bertawakal kepada Allah. Kali ini, Ali harus benar-benar ikhlas dan tegar jika memang Umar lah yang menjadi jodoh Fatimah. Ali mengutamakan kebahagiaan Fatimah. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Lamaran Umar bin Khattab ternyata juga ditolak Rasulullah.

Sungguh rencana Allah memang yang paling indah. Suatu hari saat Ali menemui Rasulullah,  Rasulullah malah meminta Ali untuk menikahi putrinya. Rasulullah sudah lama tahu bahwa Ali memendam rasa cinta kepada putrinya. Ali sangat bahagia dan bersyukur. Ia pun langsung melamar Fatimah melalui Rasul. Akan tetapi, Ali malu kepada Rasul karena ia tak memiliki sesuatu untuk dijadikan mahar. Apalagi ia selama ini dihidupi oleh Rasul sejak kecil.

Namun, sungguh mulia akhlak Rasul. Beliau tidak membebankan Ali. Rasul berkata bahwa nikahilah Fatimah walaupun hanya bermahar cincin besi. Akhirnya, Ali menggadaikan baju perangnya untuk melamar Fatimah. Ali pun menikah dengan Fatimah, perempuan yang telah lama ia cinta.

Setelah menikah, Fatimah mengungkapkan suatu rahasia yang menambah bahagia hati Ali. Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah keduanya menikah, Fatimah berkata kepada Ali :

"Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya."

Ali pun bertanya siapa dia dan mengapa Fatimah tak mau menikah dengan laki-laki itu. Apakah Fatimah menyesal telah menikah dengan dirinya. Sambil tersenyum Fatimah Az-Zahra menjawab, "pemuda itu adalah dirimu."

Subhanallah. Begitu banyak yang terharu bahkan sampai meneteskan air mata setelah membaca kisah cinta Fatimah dan Ali. Dari kisah cinta Ali dan Fatimah tersebut banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan :

Mencintai Dalam Diam
Fatimah dan Ali sudah saling mencintai sejak lama. Namun mereka memendam karena belum halal satu sama lain. Mereka saling mencintai sejak lama tapi tidak seorang pun yang tahu. Mereka juga tak pernah mengutarakannya satu sama lain seperti anak-anak muda sekarang yang mudah sekali mengumbar perasaan. Bahkan ada yang dengan bangganya membiarkan dunia tahu dengan media sosial siapa orang yang dia cintai padahal belum halal.

Ali dan Fatimah saling mencintai dalam diam dan berharap Allah akan menyatukan mereka. Mereka menjaga perasaannya dan hanya Allah yang tahu. Bagi mereka berdua diam adalah satu bukti cinta pada seseorang.

Diam memuliakan kesucian diri dan hati. Biarlah cinta dalam diam menjadi hal indah yang bersemayam di sudut hati dan menjadi rahasia antara hati sendiri dan Allah Sang Maha Penguasa Hati. Allah Maha tahu para hamba yang menjaga hatinya dan memberikan yang terbaik bagi mereka yang menjaga hati. Sedangkan jika kamu mengumbar, akan banyak fitnah, zina hati bahkan cemooh yang didapatkan.

Belajar Memantaskan Diri
Banyak orang yang menetapkan kriteria tertentu sebagai pasangan hidupnya. Di antaranya sholeh, berilmu, baik dan bahkan kaya. Boleh-boleh saja memasang kriteria  tapi tetaplah ingat siapa diri kita. Ali bin Abi Thalib saja yang sudah merupakan orang yang disayang Rasululullah tetap belajar memantaskan dirinya agar bisa bersanding dengan putri Rasulullah  yang sempurna di matanya.

Pelajaran bagi kita adalah jika menginginkan jodoh yang baik, maka kita harus menjadi baik terlebih dahulu. Tidak perlu ucapan-ucapan gombal dan rayuan untuk mendapatkan hati seseorang. Berusahalah memperbaiki  dan memantaskan diri dahulu agar kita pantas mendapatkan jodoh yang kita inginkan. Bukankah Allah telah berjanji orang yang baik hanyalah untuk orang yang baik pula.

Begitulah kisah cinta suci dalam Islam dan pelajaran yang bisa kita dapatkan darinya. Perasaan datangnya dari Allah. Dititipkan dalam hati kita dan kita harus menjaganya sampai pada waktu yang diperbolehkan untuk mengutarakannya.

Tak perlu diumbar. Karena Allah tahu kemana hati seharusnya bermuara.

Semoga kita bisa mengambil hikmah tentang kisah Fatimah dan Ali.
Nah sekarang, kisah cinta mana yang Sobat sukai? Masih Romeo dan Juliet?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar