7 Januari 2016

SEDANG APAKAH KITA SAAT ADZAN BERKUMANDANG

SEDANG APAKAH KITA SAAT ADZAN BERKUMANDANG
Sahabat muslim dan muslimah yang di rahmati Allah...
Sedang apakah kita, ketika adzan berkumandang?... 
Semoga akhwat dalam kisah ini dapat memberi inspirasi utk kita semua dan selalu di istiqamahkan langkahnya di jalan Allah.
Ia selalu berusaha menundukkan kepala, dan memejamkan mata ketika adzan berkumandang...
 
Apa alasanya?"Hatiku bergetar mendengar seruan-Nya, maka aku tak ingin segalanya mengusik ketenanganku ketika adzan...Allah sedang menyeruku, maka pantaskah jika aku sombong dan abai terhadap seruan-Nya??.Mendengar suara - suara bising bahkan lebih bising ketika adzan sungguh menyakitkan hatiku...
Bagaimana bisa mereka masih tertawa ria, terbahak - bahak..mengeraskan suara...ngobrol sana sini..sedangkan Tuhannya sedang menyerunya???
Mengganggu ketenanganku...
Tak bisa kah mengunci mulutnya sebentar? Hanya beberapa menit untuk seruan indah itu??
Ataukah baginya seruan dunia lebih indah dari seruan Tuhannya??
 
Dahulu, aku adalah hamba yang abai pada seruan indah itu...Kemudian atas izin-Nya terbukalah pintu hatiku...
Aku mulai penasaran dengan Adzan...
Coba ku dengarkan dengan khusyu' ...ku pejamkan mata karna khusyu' itu sulit...kutundukkan kepala wujud ketundukanku pada seruan-Nya..
Hingga pikiranku terpusat pada adzan...
Meskipun itu tak mudah karena ku tau syaitan juga sibuk mengganggu ku...
Karena Adzan menentramkan hatiku.. kaerna aku tak ingin sombong pada seruan-Nya...
dan karena tak ada yang lebih indah dari seruan-Nya..biarkan aku tertunduk sekejap untuk menjawab dan mnyambut seruan-Nya..."

Sahabat yang dimuliakan Allah...masihkah kita sombong dengan seruan-Nya??
"Apabila panggilan (Adzan) untuk shalat dikumandangkan maka setan pun pergi. Ia mempunyai kentut yang keras sehingga tidak mendengar suara adzan. Apabila adzan selesai dikumandangkan maka ia datang, sampai ketika iqamat shalat dikumandangkan, ia pergi lagi, sampai ketika iqamat selesai dikumandangkan ia datang lagi. Sehingga ia mondar mandir diantara seseorang dan jiwanya. Ia mengatakan, ' Ingatlah ini, ingatlah itu'. untuk sesuatu yang semula tidak diingatnya. Sehingga org tersebut tidak tahu sudah berapa raka'at ia shalat."
(Muttafaqun Alaih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar